Analisis Makna Hurun ‘In Dalam Al-Qur’an (Kajian Teori Semiotika Roland Barthes)

Hayuni Malia, Syifaun Nufus Atmi

Abstract


Abstract

Generally, the meaning of the word hurun ‘in as an expression for angel is limited to the denotation meaning, so it tends to be sensual, matrealistic and discriminatory that refers to one gender. Therefore, the purpose of this research is to reveal the connotative (broader) meaning of angels expressed by the word hurun ‘in. This research use Roland Barthes’ semiotic theory as an analytical tool to review the concept of angels in the Qur’an. in order to find the full meaning of the word hurun ‘in. The Result of the research, the hidden (connotative) meaning of the word hurun ‘in in the Qur’an was discovered. The Qur’an does not mention angels limited to a female figure who has absolute beauty. Angels are not only created for male believers. However, it is also intended for female believers, as an imbalance for the provisions they prepare when in the world. Allah made angels as a sign of love for servants who are faithful to maintain the perfection of love for Him, who always enrich their faith, and strengthen their devotion to Allah SWT. Therefore, the interpretation of hurun ‘in cannot be limited to the literal meaning, a deeper exploration is needed to reveal the true meaning, so that gender bias does not occur.

Keywords: Al-Qur’an; Hurun ‘in, Roland Barthes.

 

Abstrak

Umumnya pemaknaan terhadap kata hurun ‘in sebagai ungkapan untuk bidadari sebatas pada makna denotasi, sehingga cenderung sensual, bersifat matrealistis dan diskriminatif yang mengacu pada salah satu gender. Atas dasar itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap makna yang konotatif (yang lebih luas) dari bidadari yang diungkapkan dengan kata hurun ‘in. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Bartehs sebagai pisau analisis untuk meninjau kembali konsep bidadari dalam al-Qur’an, dalam rangka pencarian makna yang utuh terkait kata hurun in. Hasil penelitian, ditemukan makna yang tersembunyi (konotatif) dari kata hurun ‘in dalam al-Qur’an. Al-Qur’an tidak menegaskan bidadari terbatas pada sosok perempuan pemilik kecantikan yang mutlak, bidadari tidak hanya diciptakan untuk laki-laki mukmin. Akan tetapi, juga diperuntukkan bagi perempuan beriman, sebagai sebuah imbalan atas bekal yang mereka persiapkan ketika di dunia. Allah menjadikan bidadari sebagai tanda kasih bagi hamba-hamba yang istiqamah menjaga keindahan cinta kepadaNya, yang senantiasa memperindah iman, dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Oleh karenanya, pemaknaan terhadap hurun ‘in tidak bisa hanya sebatas pada makna literal, diperlukan penelusuran lebih mendalam untuk mengungkap makna yang sebenarnya, agar tidak terjadi bias gender.

Kata Kunci: Al-Qur’an; Hurun ‘in, Roland Barthes.


Full Text:

PDF

References


Ain, Nor Farah. “Hurun Al-Ain: Menurut Ayat 22 surah al-Waqiah.” Kolej Islam As Sofa, 2016.

Al-Jabiri, Muhammad Abid. Fahm al-Qur’an al-Hakim: al-Tafsir al-Wadih Hasba Tartib al-Nuzulu. Jilid I, II. Beirut: Markaz Dirasat al-Wihdah al ‘Arabiyah, 2008.

Al-Karim, Busyro. “Analisis Semiotika Roland Barthes (Pemaknaan Kata Tarekat dalam Surah Al-Jin 16).” Al-Munqidz: Jurnal Kajian Keislaman, Vol. 9, no. 2 (2021). https://doi.org/10.52802/al-munqidz.v9i2:%20Mei.138.

Al-Qurthubi, Syaikh Imam. Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an. Diterjemahkan oleh Akhmad Khatib. Jilid 16. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Tafsir Al-Qur’an Majid an-Nur. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003.

‘Asyur, Ibnu. al-Tarir wa al-Tanwir. Juz XXVII. Tunisia: Al-Dar al-Tunisiyyah, 1984.

Baqi, Muhammad Fuad ‘Abdul. Al- Mu’jam al-Mufahras Li Alfaz al-Qur’an al-Karim. Kairo: Dar al-Kutub al-Misriyyah, 1945.

Barthes, Roland. Elemen-Elemen Semiologi. Diterjemahkan oleh M. Ardiansyah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.

———. Elements of Semiology. Diterjemahkan oleh A. Lavers C. Smith. New York: Hill and Wang, 1981.

Cobley dan Lita Jansz. Introducing Semiotics. New York: Totem Books, 1999.

El-Saha, M. Ishon, dan Saiful Hadi. Sketsa Al-Qur’an, Tempat, Tokoh, Nama dan Istilah dalam Al-Qur’an. Lista Fariska Putra, 2005.

Falah, Muhammad Zulfikar Nur, dan Miftagur Rohmah. “Aplikasi Semiotika Roland Barthes terhadap Makna Takwa dalam QS. al-Hajj [22]: 37.” Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur’an dan al-Hadits, Vol. 17, no. 1 (2023). http://dx.doi.org/10.24042/al-dzikra.v17i1.15834.

Hardianti, Mida. “Genealogi Model Penafsiran Bidadari dalam Al-Qur’an.” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2020.

Hoed, Benny H. Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Komunitas Bambu, 2011.

Jauziyyah, Ibnu al-Qayyim al-. Tamasya ke Syurga. Diterjemahkan oleh Fadhli Bahri. Jakarta: Darul Falah, 2011.

Kaelan. Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika. Yogyakarta: Paradigma, 2020.

Manzur, Ibnu. “Lisan al-Arab.” Darul Fikri, 1990.

Munawwir, Ahmad Warson. “Al-Munawwir Kamus Arab.” Surabaya: Pustaka Progresif, 2007.

Najah, Nailun. “Otentisitas Bahasa al-Qur’an dan pemaknaan Bidadari Surga (Respon Stefan Wild Terhadap Hipotesa Luxenberg).” Kabilah: Journal of Social Community, Vol. 3, no. 1 (2018).

Qadir, Faqihuddin Abdul. Qira’ah Mubadalah: Tafsir Progresif untuk Keadilan Gender dalam Islam. Yogyakarta: IRCiSoD, 2019.

Saidah, Nor. “Bidadari dalam Kontruksi Tafsir al-Qur’an: Analisis Gender atas Pemikiran Amina Wadud Muhsin dalam Penafsiran al-Qur’an.” Palastren: Jurnal Studi Gender, Vol. VI, no. 2 (2023). http://dx.doi.org/10.21043/palastren.v6i2.994.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah: Kesan, Pesan, dan Keserasian al-Qur’an. Vol. Vol. 13. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Shilma, Syafa’attus. “Bidadari dalam al-Qur’an (Perspektif Mufassir Indonesia).” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2017.

Subhan, Zaituna. Al-Qur’an dan Perempuan Menuju Kesetaraan Gender dalam Penafsiran. Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

Suratno, Siti Chamamah. Ensiklopedia Al-Qur’an. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2005.

Wadud, Amina. Qur’an and Woman. New York: Oxfors University Pers, 1999.

———. Qur’an Menurut Perempuan. Jakarta: Serambi, 2001.

Wijaya, Roma. “Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS. al-Isra 82).” Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan, Vol. 16, no. 2 (2021). https://doi.org/10.37680/adabiya.v16i2.924.

Wild, Stefan. Lost in Philology? The Virgins of Paradise and The Luxenburg Hypothesis dalam The Qur’an in Context: Historical and Literary Investigations Into The Qur’anic Milleu. Leiden: Brill, 2010.

Zakariyya, Abu al-Husain Ahmad ibn Faris ibn. “Mu’jam Maqayis al-Lugah.” Kairo: Syirkah Maktabah Musthafa al Babi, 1972.




DOI: http://dx.doi.org/10.24042/002023171556700

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Hayuni Malia&Syifaun Nufus Atmi

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0

    

Al-Dzikra [ISSN: 1978-0893, e-ISSN: 2714-7916] published by Faculty of Ushuluddin and Religious Study, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Office: Gedung Dekanat Lama Lt. 2, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia, KP. 34513. Website: http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-dzikra/index, email: aldzikra@radenintan.ac.id

Creative Commons License
Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur'an dan al-Hadits is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.